stay calm
Kamis, 09 Juni 2016
Senin, 25 April 2016
Senin, 21 Maret 2016
Rabu, 18 November 2015
TUGAS SOFTKILL 3_ELSA DWI UTAMI_12212467_4EA21
NAMA : Elsa Dwi Utami
NPM : 12212467
KELAS : 4EA21
CONTOH KASUS BISNIS AMORAL
Penjual
cabai yang mengharapkan laba atau keuntungan yang besar sehingga mereka melakukan
tindakan bisnis amoral dengan cara mempermainkan timbangan. Contoh jika seorang
ibu membeli cabai ke pedagang tersebut sebanyak 1 kg tetapi cabai yang di dapat
oleh si ibu hanya 9 ons. Disini kesimpulannya ada tindakan bisnis amoral yang
dilakukan oleh si pedagang cabai, si pedagang ingin mendapatkan laba atau
keuntungan yang besar dengan cara tindakan yang tidak bermoral.
CONTOH KASUS IMMORAL
Tindak
pidana korupsi berbentuk suap-menyuap merupakan salah satu bentuk tindakan
korupsi yang menjamur di masyarakat. Praktik suap-menyuap bisa dengan mudah
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang melibatkan pejabat
publik dan swasta untuk menggolkan kepentingan tertentu. Termasuk dalam
golongan ini adalah: menyuap pegawai pemerintah atau pejabat publik, memberi
hadiah kepada pejabat publik karena jabatannya, pegawai pemerintah yang
menerima suap, menyuap hakim, menyuap advokat (pengacara), hakim dan advokat
yang menerima suap. Beberapa kasus suap-menyuap yang terjadi di Indonesia
dengan melibatkan pejabat publik atau tokoh politik telah berulang kali
diungkap KPK. Sebut saja, perkara suap kasus BLBI yang dilakukan Arthalyta
Suryani terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan, suap untuk menggolkan kuota impr
daging sapi yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishak, serta yang terakhir,
suap SKK Migas yang melibatkan sang ketua, Rudi Rubiandini. Dalam skala yang
lebih kecil, praktik suap menyuap di lingkungan pendidikan misalnya, dapat kita
temukan pada praktik orang tua murid kepada guru agar anaknya dinyatakan lulus,
naik kelas, dan sebagainya.
CONTOH KASUS MORAL
MANAJEMEN
Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat
kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun
sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang
memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan
pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan
tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah
mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang
telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. DEFINISI TENTANG AGAMA, BUDAYA,
FILOSOFI, HUKUM
AGAMA
Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan
kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan
ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan
tersebut. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti
“tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang
berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan.
Untuk
memberikan batasan tentang makna agama memang agak sulit dan sangat subyektif.
Karena pandangan orang terhadap agama berbeda-beda. Ada yang memandangnya
sebagai suatu institusi yang diwahyukan oleh Tuhan kepada orang yang dipilihnya
sebagai nabi atau rasulnya, dengan ketentuan-ketentuan yang telah pasti. Ada
yang memandangnya sebagai hasil kebudayaan, hasil pemikiran manusia, dan ada
pula yang memandangnya sebagai hasil dari pemikiran orang orang yang jenius,
tetapi ada pula yang menganggapnya sebagai hasil lamunan, fantasi, ilustrasi
(Syafa’at,1965).
BUDAYA
Budaya
merupakan hasil budi, daya, dan karsa manusia. Budaya merupakan salah satu
unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam
membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup
perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun
masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Budaya
secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang. Selain itu Budaya atau kebudayaan
berasal daribahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung
dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan
cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak
ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang
agung dan mahal.
FILOSOFI
Filosofi
adalah studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.
Filosofi memberi pandangan dan menyatakan secara tidak langsung mengenai sistem
kenyakinan dan kepercayaan. Setiap filosofi individu akan dikembangkan dan
akan mempengaruhi prilaku dan sikap individu tersebut. Seseorang akan
mengembangkan filosofinya melalui belajar dari hubungan interpersona,
pengalaman pendidikan formal dan informal, keagamaan, budaya dan lingkungannya.
HUKUM
Hukum
merupakan seluruh aturan tingkah laku berupa norma atau kaidah baik tertulis maupun
tidak tertulis yang dapat mengatur tata tertip dalam masyarakat yang harus
ditaati oleh setiap anggota masyarakatnya berdasarkan keyakinan dan kekuasaan
hukum itu. Pengertian tersebut didasarkan pada penglihatan hukum dalam arti
kata meteril, sedangkan dalam arti kata formal, hukum adalah kehendak ciptaan
manusia berupa norma-norma yang berisikan petunjuk-petunjuk tingkah laku
tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang dan dianjurkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, hukum mengandung
nilai-nilai keadilan, kegunaan, dan kepastian dalam masyarakat tempat hukum
diciptakan.
3. TOKOH KEPEMIMPINAN
Chairul Tanjung
lahir di Jakarta, 16 Juni 1962, dilahirkan di Jakarta dalam keluarga
yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama
yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga
bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya
dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu.
Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di
kamar losmen yang sempit.
Pendidikan Chairul Tanjung
Dia merupakan adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group, Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.
Chairul Tanjung Memulai Bisnis
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Ekspansi Bisnis Chairul Tanjung
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp. membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis. Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar.
Pesan Kharirul Tanjung Ketika Berbisnis
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting. Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Pendidikan Chairul Tanjung
Dia merupakan adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group, Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.
Chairul Tanjung Memulai Bisnis
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Ekspansi Bisnis Chairul Tanjung
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans 7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp. membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis. Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar.
Pesan Kharirul Tanjung Ketika Berbisnis
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting. Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,sesorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung. Untuk membaca biografi lengkapnya, pembaca yang budiman dapat membaca buku biografinya yang berjudul Chairul Tanjung Si Anak Singkong.
4. DEFINISI TENTANG STRATEGI DAN PERFOMASI,
KARAKTER INDIVIDU, BUDAYA ORGANISASI
Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani strategia
yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang
panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz
(1780-1831) berpendapat bahwa pengertian
strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Dalam abad modern ini, penggunaan istilah strategi
tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan,
tetapi sudah digunakan secara luas hampir dalam semua bidang ilmu. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat kemenangan atau pencapaian
tujuan.
Performansi
Performansi adalah cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. (Bernandin &
Russell). Sedangkan yang dimaksud dengan penilaian performansi adalah suatu
cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-individu anggota organisasi
kepada organisasinya. (Kae E. Chung & Leon C. Megginson).
Karakter Individu
karakteristik individu adalah suatu sifat atau watak atau kepribadian yang khas
dari seseorang. Baik buruk nya karakteristik setiap individu itu tergantung
bagaimana seseorang itu mengaplikasikan dalam kehidupan nya
Budaya Organisasi
Dari beberapa pengertian dari ahli diatas maka dapat dikatakan bahawa budaya
organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota
yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem
makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi
oleh organisasi. Budaya organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawan
memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah
karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu
sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.
Referensi
Syamsul Rijal Hamid,
"Buku pintar agama Islam", Cahaya Salam, Bogor, 2005.
Bertens, Etika,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007, hlm. 7-8.
Langganan:
Postingan (Atom)