Pengertian
Karya Ilmiah
“Karangan
ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan
dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
- Memberi penjelasan
- Memberi komentar atau penilaian
- Memberi saran
- Menyampaikan sanggahan
- Membuktikan hipotesa
Karya
ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi
yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses
perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan
ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila
fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar
tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah,
maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana
fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat
dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis
tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk
Karya Ilmiah
Dalam
karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan
ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1.
Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah
pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal
ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2.
Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya
disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang
S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3.
Buku Ilmiah
Buku
ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh
sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah
dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri
Karya Ilmiah
1.
Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.
Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.
Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.
Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Macam-Macam
Karya Ilmiah
1.
Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk
melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan
pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta
empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan /
penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut
kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa
penemuan baru.
2.
Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi
sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan
pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi.
Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas
dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga
bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang
memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3.
Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang
mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan
bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap
Ilmiah
Dalam
penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus
ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Sikap ingin tahu
Sikap
ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)
Sikap kritis
Sikap
kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan
dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya,
kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)
Sikap obyektif
Sikap
objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti
perasaan pribadi.
4)
Sikap ingin menemukan
Selalu
memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan
eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)
Sikap menghargai karya orang lain
Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)
Sikap tekun
Tidak
bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya
meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum
selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan
teliti.
7)
Sikap terbuka
Sikap
terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi,
kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena
tidak sepaham atau tidak sesuai.
KONSEP
PENALARAN ILMIAH DALAM PENULISAN ILMIAH
I. PENALARAN
ILMIAH
1. Pengertian
Penalaran
Menurut Minto Rahayu, (2007 : 35), “Penalaran adalah proses
berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang
bersifat ilmiah dan tidak ilmiah. Bernalar akan membantu manusia berpikir
lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan
diri atas prinsip penalaran. Bernalar mengarah pada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan
seseorang, karena penalaran mendidik manusi bersikap objektif, tegas, dan berani, suatu
sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi”.
Dalam sumber yang sama, Minto Rahayu, (2007 : 35),
“Penalaran adalah suatu proses berpikir yang logis dengan berusaha
menghubung-hubungkan fakta untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Fakta adalah kenyataan yang dapat diukur dan
dikenali. Untuk dapat bernalar, kita harus mengenali fakta dengan baik dan
benar. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan,
yaitu kegiatan yang menggunakan panca indera, melihat, mendengar, membaui,
meraba, dan merasa. Dengan mengamati fakta, kita dapat menghitung, mengukur,
menaksir, memberikan ciri-ciri, mengklasifikasikan, dan menghubung-hubungkan.
Jadi, dasar berpikir adalah klasifikasi”.
Sedangkan Widjono, (2007 : 209), mengungkapkan penalaran
dalam beberapa definisi, yaitu:
1) Proses
berpikir logis, sistematis,
terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan.
2) Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan
suatu simpulan.
3) Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan
suatu simpulan atau pengertian baru.
4) Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau lebih,
penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan
menghubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan
dan simpulan.
5) Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu
simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penalaran adalah proses pemikiran yang logis untuk memperoleh kesimpulan
berdasarkan fakta yang relevan (sebenarnya). Atau dengan kata lain, penalaran
adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menghasilkan dan menarik
kesimpulan.
2. Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan
ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Topik yaitu
ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar
pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu
kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3) Proposisi mempunyai beberapa
jenis, antara lain:
(a) Proposisi
empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
(b) Proposisi mutlak yaitu
pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau
salahnya.
(c) Proposisi
hipotetik yaitu persyaratan huungan
subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
(d) Proposisi
kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
(e) Proposisi
positif universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak.
(f) Proposisi
positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut
bersifat positif.
(g) Proposisi
negatif universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
(h) Proposisi
negatif parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu
metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi
(pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6) Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau
unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
8) Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan
dianalisis.
9) Analisis (pembahasan,
penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari
hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi)
yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau
kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode
analisis baik yang bersifat manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang
mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu
akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan
(simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi
atau inferensi.
3. Jenis Penalaran
Minto Rahayu, (2007 : 41), penalaran dapat dibedakan dengan
cara induktif dan deduktif.
1) Penalaran induktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah
fenomena atau gejala individual untuk menurunken suatu kesimpulan (inferesi)
yang berlaku umum.
Proses induksi dapat dibedakan menjadi:
(a) Generalisasi ialah proses berpikir berdasarkan pengamatan
atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
(b) Analogi
ialah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang
kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang
memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri esensial penting yang bersamaan.
(c) Sebab
akibat, prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua peristiwa
harus ada penyebabnya.
2) Penalaran deduktif
Ialah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum,
putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum
tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian
dari hal atau gejala diatas.
Langkah-Langkah Pembuatan Laporan
Laporan merupakan hal yang sangat penting sehingga pembuatan
laporan haruslah tepat, adapun ketepatan tersebut harus melalui
prosedur-prosedur yang tepat pula di mana prosedur pembuatan laporan mencakup
tujuh pokok langkah sebagai berikut :
A. Pengumpulan data dan fakta
Laporan yang tepat adalah laporan yang lengkap data yang
dibutuhkan maupun memuat fakta yang akurat, misalnya data dan fakta mengenai :
Jumlah surat
keputusan yang telah dikeluarkan perusahaan dalam jangka waktu satu bulan.
Bentuk dan
struktur organisasi perusahaan.
Jumlah tenaga
kerja per bagian.
Rencana pemakaian
anggaran finansial dan sebagainya.
Agar data dan fakta tersebut nyata dan dapat dipercaya maka
pengumpulannya harus melalui cara-cara sebagai berikut :
1. Melakukan observasi dan pengamatan sebelum dilakukan
perencanaan penelitian yang mantap dan matang.
2. Mengadakan wawancara bagi data dan fakta yang memerlukan
dukungan pendapat yang objective.
3. Melakukan penyebaran daftar pertanyaan baik dengan sistem
sampel maupun dengan sistem yang lainnya.
B. Pemindahan tabulating data dan fakta
Setelah melakukan pengumpulan data secara acak atau kasar
mengenai observasi atau penelitian yang dilakukan maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pemilihan data dan fakta tersebut. Pemilihan data tersebut
bisa dilakukan dengan cara :
Pemilihan data
berdasarkan pembedaan cakupan yang diteliti yaitu data tersebut apakah
menyangkut personal perusahaan, finansial maupun pelaksanaan rencana.
Dibeda-bedakan
menurut peristiwa dan dampaknya.
Dibeda-bedakan
menurut gambar, grafik maupun tabel.
Melakukan
tabulating yaitu mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang
masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi
pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional,
objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan
dampaknya.
C. Membuat kerangka Laporan
Pembuatan kerangka laporan sangat diperlukan karena dalam
kerangka ini termasuk juga didalamnya pemaparan mengenai bab-bab laporan yang
dibuat ataupun inti masalah yang dirangkum dalam suatu laporan. Pada dasarnya
kerangka laporan mencakup 4 bagian pokok yaitu :
1. Pendahuluan
Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui :
Maksud dan tujuan
pembuatan laporan.
Maslah yang akan
dibahas.
Batasan masalah.
Sistematika
penulisan laporan.
Pendekatan
penyelesaian yang digunakan.
2. Tubuh Laporan
Dalam tubuh laporan inilah yang merupakan pembahasan maupun
penyelesaian masalah yang dikemukakan,karena :
Di dalamnya
terpapar segala data dan fakta yang telah dipisah-pisahkan menurut kepentingan
penyelesaian.
Terdapat analisa
si pelapor.
Terdapat hasil
penyelesaian masalah dan kemudian ditarik kesimpulan dan saran dari si pelapor.
Biasanya bagian tubuh laporan ini yang merupakan bagian
terpanjang dari keseluruhan laporan, oleh karenanya bagian ini biasanya
terbagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian, misalnya terdiri dari :
a. Permasalahan.
b. Batasan masalah.
c. Hipotesa.
d. Latar belakang teori.
e. Bagian (part).
f. Bab-bab (chapters).
g. Sub bab-sub bab (section) dan sebagainya.
3. Saran-saran
Saran-saran disini sudah terangkum semua penyelesaian
masalah secara tegas tanpa memberikan alternatif-alternatif pilihan lagi.
Biasanya pada laporan survei, saran-saran tersebut dimasukkan ke dalam tiap
akhir uraian pada tiap-tiap akhir bab atau bisa juga dapat sekaligus disatukan
sebagai bab terakhir dari seluruh laporan.
4. Konklusi dan Penutup
Konklusi dan penutup sebagai logika dari hubungan korelasi
antara data, fakta dan analisa. Adapun konklusi ini bisa juga dijadikan kedalam
satu bab dengan bab saran-saran karena saran-saran tersebut merupakan
pencerminan kesimpulan yang jelas tanpa pemberian alternatif lagi. Sedangkan
pada penutup disamping tercermin penegasan logika juga berupa penegasan saran-saran
atau harapan penyempurnaan kegiatan-kegiatan selanjutnya serta implementasi dan
follow up dari semua ide-ide yang terpapar.
II.
PENULISAN ILMIAH
1. Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang
di dalamnya mencerminkan ciri ilmu pengetahuan. Penulisan Ilmiah adalah karya
tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian
ilmiah yang telah dilakukannya. Definisi lain juga menyebutkan bahwa karya
ilmiah (scientific paper) adalah
laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
2. Ciri Penulisan Ilmiah
Ciri-ciri dari penulisan ilmiah antara lain adalah:
1) Isi mencerminkan hakikat ilmu
pengetahuan atau objek ilmu tertentu.
2) Mengandung teori atau kerangka
berpikir.
3) Terdapat metode analisis (cara
mencari dan menemukan kebenaran).
4) Mengandung penalaran.
3. Tipe-tipe Tulisan Ilmiah
Menurut Jonathan Sarwono, (2010 : 11), pada umumnya, tulisan
ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tu;lisan ilmiah populer dan
tulisan ilmiah murni.
1) Ciri-ciri dan karakteristik tulisan
ilmiah populer, antara lain:
(a) Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik
perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan persuasif. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di
bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.
(b) Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca
agar yang bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
(c) Penulisan melakukan kontekstualisasi
data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data dapat dipahami dengan
mudah oleh pembaca umum.
(d) Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan
tidak menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau
kelompok tertentu.
(e) Biasanya struktur kalimat yang
dipergunakan ialah kalimat aktif.
(f) Gaya penulisan tidak baku.
(g) Umumnya, informasi dipaparkan dalam
bentuk narasi.
(h) Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat
menarik, baik aspek intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang
bersangkutan.
(i) Secara implisit, kadang mengandung
pesan tertentu berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan
tertentu.
2) Ciri-ciri dan karakteristik
tulisan ilmiah murni, antara lain:
(a) Penulis berusaha memaparkan data
apa adanya secara objektif.
(b) Temuan kajian ditulis dalam bentuk
sistematis, terstruktur, dan baku.
(c) Penulis banyak menggunakan bahasa dan terminologi
khusus atau disebut “jargon ilmiah” yang hanya dapat dipahami oleh ilmuwan yang
sama bidang ilmunya dengan pokok bahasan yang ditulis.
(d) Umumnya, menggunakan struktur kalimat
pasif.
(e) Gaya penulisan yang dipakai bersifat
baku.
(f) Tulisan digunakan untuk mendapatkan informasi
dalam bentuk khusus yang hanya digunakan untuk menarik kemampuan intelektual
pembaca.
(g) Tulisan bersifat bebas dari opini
penulis.
(h) Terdapat jarak antara penulis dengan
hal-hal yang dikaji.
4. Macam-macam Karya Tulis Ilmiah
Salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya
yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang
tersebar di internet. Sesuai dengan cirinya yang tertulis, maka karya tulis
ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium),
artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan
informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
1) Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok
persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan
dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis
oleh mahasiswa.
2) Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.
3) Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
4) Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
5) Artikel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2002 : 66) menjelaskan bahwa “Artikel merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Tartono, (2005 : 84), berpendapat bahwa “Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2002 : 66) menjelaskan bahwa “Artikel merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Tartono, (2005 : 84), berpendapat bahwa “Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas”.
III.
KETERKAITAN PENALARAN DALAM PROSES PENULISAN ILMIAH
Suatu karangan
sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran
itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran
dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
1. Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2. Aspek Urutan
1. Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2. Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola
urutan tentang suatru yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari
hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan
ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan,
dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan
kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan
dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan
atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.
3. Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5. Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
3. Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5. Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
PENYUSUNAN SINTESIS
A. Pengertian Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi
bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu,
sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu
secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari
tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai
pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan
hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan
pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama
adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu
pandangan dunia.
Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan
seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan
yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan,
menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah,
mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi,
menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.
Metode Sintesis
Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh
untuk menyusun satu pandangan dunia. Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik
adalah :
1. Langit itu biru.
2. Budi adalah pria
yang menyebalkan
3. Anjing itu galak
4. Jerapah memiliki empat kaki
B. Fungsi Sintesis
Sintesis berfungsi untuk menggabungkan atau mengkompromikan
dari pernyataan satu kepada pernyataan
lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif. Sedangkan sintesis dalam
penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari bacaan yang
berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi
atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan laras ilmiah, data publikasi
atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka. Contoh :
1.
Ilmu adalah aktifitas
2.
Ilmu adalah metode
3.
Ilmu adalah produk
C. Cara Membuat
Sintesis
Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam
membuat sintesis, di antaranya
1. Penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang
digunakannya,
2. Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,
3. Sudut pandang penulis harus tajam,
4. Penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber
dengan sumber
lainnya, dan
5.Penulis harus menekankan pada bagian sumber yang
diperlukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar