NAMA : ELSA DWI UTAMI
KELAS : 3EA21
NPM : 12212467
SOFTKILL ETIKA BISNIS MINGGU 1
·
DEFINISI
ETIKA DAN BISNIS
Pengertian Etika
Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
*Menurut
Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral)”
*
Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR
"etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik. "
*Menurut
Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang
memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".
contoh-contoh
etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.
Bertingkah laku yang baik
Pengertian Bisnis
Menurut Para Ahli
1.
Pengertian Bisnis Menurut Prof.Owen
Bisnis adalah sebuah perusahaan yang berhubungan
dengan produksi dan distribusi barang untuk dijual kembali ke pasaratau
memberikan harga setiap barang atau jasa.
2.
Pengertian Bisnis Menurut Urwick dan Hunt
Bisnis setiap perusahaan yang memproduksi dan
mendistribusikan serta menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan atas dasar kemauan untuk membeli atau membayar.
3.
Pengertian Bisnis Menurut Mc. Naughton
Bisnis
adalah pertukaran barang, jasa atau uang untuk mendapatkan keuntungan.
4.
Pengertian Bisnis Menurut Prof.L.R.Dicksee
Bisnis adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan kegiatan seperti tertarik atau mencoba.
5.
Pengertian Bisnis Menurut William Spregal
Mengatakan bahwa bisnis adalah kegiatan yang
berkaitan dengan produksi dan distribusi barang atau jasa yang dapat
diklasifikasikan dalam kegiatan bisnis.
6.
Pengertian Bisnis Menurut Hooper
Menyatakan bahwa bisnis adalah kompleks di bidang
industri dan penjualan, industri dasar, proses, manufaktur dan jaringan,
insuransi, perbankan, distribusi, transportasi dan lain-lain yang kemudian
masuk lebih penuh ke dunia bisnis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
keuntungan mereka yang mengolahnya.
7.
Pengertian Bisnis Menurut Brown dan Petrello
Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang
dan jasa yang membutuhkan orang-orang. Jika kebutuhan meningkat masyarakat,
jumlah produksi meningkat untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat sambil
mendapatkan keuntungan.
8.
Pengertian Bisnis Menurut Steinford
Berarti kegiatan usaha dalam penyediaan barang dan
jasa konsumen diperlukan.
9.
Pengertian Bisnis Menurut Musselman dan Jackson
Mereka berpendapat bahwa bisnis adalah jumlah total
kegiatan yang diselenggarakan dalam bidang perdagangan dan industri penyediaan
barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat meningkatkan
kualitas hidup.
10.
Pengertian Bisnis Menurut Businessdictionary
Bisnis adalah suatu organisasi atau sistem ekonomi
di mana barang dan jasa dipertukarkan dalam bentuk lain atau dalam bentuk uang.
Setiap bisnis memerlukan investasi yang cukup besar dan pelanggan untuk menjual
output pada jumlah tertentu untuk menghasilkan keuntungan. Bisnis dapat dimiliki
secara pribadi dan bukan untuk keuntungan pribadi.
11.
Pengertian Bisnis Menurut Merriam Webster
Bisnis adalah kegiatan manufaktur, pembelian atau
penjualan barang dan jasa yang kemudian ditukar dengan uang; pekerjaan atau
kegiatan yang merupakan bagian dari pekerjaan; Jumlah aktivitas yang telah
diselesaikan oleh toko, perusahaan, pabrik dan lain-lain.
Klasifikasi Bisnis
Bisnis
terdiri dari berbagai jenis, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan
dengan cara yang berbeda. Salah satu dari banyak cara yang dapat digunakan
adalah dengan mengelompokkan kegiatan berdasarkan yang melakukan bisnis dalam
menghasilkan keuntungan.
Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi
produk yang berasal dari bahan baku atau komponen, kemudian dijual untuk
mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi
barang fisik seperti mobil atau pipa.
Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan
barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas
jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.
Pengecer dan distributor adalah pihak yang
berperan sebagai perantara antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan
perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
Pertanian dan usaha pertambangan adalah
bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral.
Bisnis finansial adalah bisnis yang
mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
Informasi Bisnis adalah bisnis menghasilkan
keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual
properti).
Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan
layanan publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
Bisnis real estate adalah bisnis yang
menghasilkan keuntungan dengan menjual, menyewakan dan pengembangan properti,
rumah, dan bangunan.
Bisnis transportasi adalah keuntungan
bisnis dengan memberikan barang atau individu dari sebuah lokasi yang lain.
·
ETIKA
BISNIS
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan
dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil
dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika
Bisnis Menurut Para Pakar
Untuk lebih memantapkan pemahaman sebuah pengertian
etika bisnis, maka akan saya uraikan etika bisnis menurut para pakar atau ahli
:
1. Velasques
Pengertian etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
2. Steade et al
Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan
dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
3. Hill dan
Jones
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan
antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang
terkait dengan masalah moral yang kompleks.
4. Sim
Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari
“etos,” kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan
kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode
organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam
pelayanan kepada masyarakat.
5. Brown dan
Petrello
Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat
meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh.
Prinsip-prinsip Etika
Bisnis
Pada
dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses
bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam
lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang
dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
Sonny
Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa
yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan
bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria
yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit
Principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai
tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.
Selain
itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman
Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan
dilanggar, yaitu :
Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan
kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya
kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk
unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya.
Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi
bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat
menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan
konsumen.
Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan
kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan,
apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun
tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian
atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya
bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya
justru sering kali terbukti buruk.
Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan
simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan
orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan
lain-lain.
Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian
untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula
seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk
kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
·
ETIKA
MORAL, HUKUM DAN AGAMA
Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup
membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Pada
dasarnya agama memberikan ajaran moral untuk menjadi pegangan bagi perilaku
para penganutnya. Menurut Kanter (2001) tidak mungkin orang dapat
sungguh-sungguh hidup bermoral tanpa agama, karena (1) moralitas pada
hakikatnya bersangkut paut dengan bagaimana manusia menjadi baik, jalan
terbaiknya adalah kita mengikuti perintah dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan keyakinan kita (2) agama merupakan salah satu pranata kehidupan
manusia yang paling lama bertahan sejak dulu kala, sehingga moralitas dalam
masyarakat erat terjalin dengan kehidupan ber-agama (3) agama menjadi penjamin
yang kuat bagi hidup bermoral. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri
pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
Etika
dan Moral
Etika
Iebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih
sering dikenal sebagai kode etik. Moral berasal dari kata bahasa latin mores
yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim; mos, moris,
manner mores atau manners, morals (BP-7, 1993: Poespoprodjo, 1986). Dalam bahasa
Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata
tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku
batin dalam hidup. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau
nilai yang berkenaan dengan baik buruk, atau dengan kata lain moralitas
merupakan pedoman/standar yang dimiliki oleh individu atau kelompok mengenai
benar atau salah dan baik atau buruk. Velasques (2005) menyebutkan lima ciri
yang berguna untuk menentukan hakikat standar moral, yaitu:
(1)
Standar moral
berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau
benar-benar akan menguntungkan manusia.
(2)
Standar moral moral ditetapkan atau
diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu, standar moral tidak dibuat
oleh kekuasaan, validitas standar moral terletak pada kecukupan nalar yang
digunakan untuk mendukung atau membenarkannya, jadi sejauh nalarnya mencukupi
maka standarnya tetap sah.
(3)
Standar moral harus lebih diutamakan
daripada nilai yang lain, khusus-nya kepentingan pribadi.
(4)
Standar moral berdasarkan pada
pertimbangan yang tidak memihak.
(5)
Standar moral diasosiasikan dengan
emosi tertentu dan kosa kata tertentu, seperti jika kita bertindak bertentangan
dengan standar moral, normalnya kita akan merasa bersalah, malu atau menyesal.
Menurut Martin
[1993], etika didefinisikan sebagai "the
discipline which can act as the performance index or reference for our control
system". Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun
standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam
pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika
ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada; dan pada
saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian
etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Jadi etika
lebih berkaitan dengan kepatuhan, sementara moral lebih berkaitan dengan tindak
kejahatan.
Etika
dan Hukum
Hubungan Etika dengan
Hukum
Hukum adalah refleksi
minimum norma sosial dan standar dari sifat bisnis. Secara umum, kebanyakan
orang percaya bahwa sifat mematuhi hukum adalah juga sifat yang beretika. Tapi
banyak standar sifat di dalam sosial yang tidak tertuliskan dalam hukum.
Contohnya saja dalam konflik kepentingan mungkin tidak ilegal, tapi secara umum
dapat menjadi tidak beretika dalam kehidupan sosial.
Perbedaan Etika dan
Hukum
Perbedaan etika
dengan hukum dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Hukum pada
dasarnya tidak hanya mencakup ketentuan yang dirumuskan secara tertulis, tapi
juga nilai-nilai konvensi yang telah menjadi norma di masyarakat.
(2) Etika mencakup
lebih banyak ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis.
(3) Pada umumnya
kebanyakan orang percaya bahwa dengan perilaku yang patuh terhadap hukum adalah
juga merupakan perilaku yang etis.
(4) Banyak sekali
standar perilaku yang sudah disepakati oleh masyarakat yang tidak tercakup
dalam hukum, sehingga terdapat bagian etika yang tercakup dalam hukum, namun
sebagian juga belum tercakup di dalam hukum,
seperti contoh kasus di
dalam masyarakat yang dianggap
melanggar etika tetapi dalam hukum itu tidak melanggar, sepanjang tidak ada
aturan yang tertulis bahwa tindakan tersebut adalah melanggar hukum.
(5) Norma hukum cepat
ketinggalan zaman, hingga bisa menyebabkan celah hukum.
Perbedaan
Moral dan Hukum
Sebenarnya antara
keduanya terdapat hubungan yang cukup erat. Moralitas adalah keyakinan dan
sikap batin, bukan hanya sekedar penyesuaian atau asal taat terhadap aturan.
Karena antara satu dengan yang lain saling mempe-ngaruhi dan saling
membutuhkan. Kualitas penegakan hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralitasnya. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral.
Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat
kesadaran moralnya mencapai tahap cukup matang. Sebaliknya moral pun
membutuhkan hukum, moral akan mengambang saja apabila tidak dikukuhkan,
diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum dapat
meningkatkan dampak sosial moralitas. Walaupun begitu tetap saja antara Moral
dan Hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain:
(1) Hukum bersifat
obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka
hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
(2) Moral bersifat
subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang
mengigingkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
(3) Hukum hanya
membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah faktual.
(4) Moralitas
menyangkut perilaku batin seseorang.
(5) Pelanggaran
terhadap hukum mengakibatkan si pelaku dikenakan sanksi yang jelas dan tegas.
(6) Pelanggaran moral
biasanya mengakibatkan hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
(7) Sanksi hukum pada
dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
(8) Sedangkan
moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.
Etika
dan Agama
Etika mendukung
keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal
pikiran untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya agama memberikan ajaran moral
untuk menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya. Menurut Kanter (2001)
tidak mungkin orang dapat sungguh-sungguh hidup bermoral tanpa agama, karena
(1) moralitas pada hakikatnya bersangkut paut dengan bagaimana manusia menjadi
baik, jalan terbaiknya adalah kita mengikuti perintah dan kehendak Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan keyakinan kita (2) agama merupakan salah satu pranata
kehidupan manusia yang paling lama bertahan sejak dulu kala, sehingga moralitas
dalam masyarakat erat terjalin dengan kehidupan ber-agama (3) agama menjadi
penjamin yang kuat bagi hidup bermoral. Perbedaan antara etika dan ajaran moral
agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
·
KLASIFIKASI
ETIKA
1.
Etika
Diskriptif
Etika
ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia
dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika ini berbicara tentang kenyataan sebagaimana adanya tentang
nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakjta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara tentang
realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini hanya memaparkab,
karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.
2.
Etika
Normatif
Etika
ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini berbicara
tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia serta memberi penilaian dan
hiambauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya Dengan.
Demikian etika normatif memberikan petunjuk secara jelas bagaimana manusia
harus hidup secara baik dan menghindari diri dari yang jelek.
3.
Etika
Deontologis
Istilah
deontologis berasal dari kata Yunani yang berati kewajiban, etika ini
menetapkan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Argumentasi dasar
yang dipakai adalah bahwa suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan
berdasarkan akibat atau tujuan baik dari suatu tindakan, melainkan berdasarkan
tindakan itu sendiri baik pada dirinya sendiri.
4.
Etika
Teleologis
Teleologis
berasal dari bahasa Yunani, yakni “telos” yang berati tujuan. Etika teleologis
menjadikan tujuan menjadi ukuran untuk baik buruknya suatu tindakan. Dengan
kata lain, suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan untuk mencapai sesuatu
yang baik atau kalau akibat yang ditimbulkan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar