Pengertan
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses
penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau
teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan
yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah
proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Penalaran mempunyai ciri-ciri
yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yang sudah di ketahui
3. sistematis
4, terarah dan
bertujuan
5. menghasilkan
kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa
pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran
tertentu
9. sifat empiris
nasional
Syarat-syarat
kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang
melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu penalaran bertolak dari
pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau
sesuatu yang memang salah.
·
Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal
berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan
berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan
sebagai premis tepat.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang
terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah
pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang
membentuk kalimat. Kaliimat tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan
kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral
yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan
proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat
dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan
kuantitas
Berdasarkan bentuk,
proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a)
Tunggal adalah proposisi yang terdiri
dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua petani harus
bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah
calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak
adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua petani harus
bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan
menari.
Berdasarkan sifat,
proposisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah
proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan /
memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di
ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti
berwarna hijau.
b) Kondisional adalah
proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan
predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi
kondisional:
• jika hari mendung
maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional
hipotesis:
• Jika harga BBM turun
maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi
kondisional disjungtif:
• Christiano ronaldo
pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas,
proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif)
adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan
predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah
orang pintar.
• Sebagian manusia
adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah
proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai
hubungan.
Contoh:
• Semua harimau
bukanlah singa.
• Tidak ada seorang
lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas.,
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat
proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah
kera.
• Tidak seekor gajah
pun adalah kera.
b) Khusus adalah
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa
gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa
pandai bernyanyi.
Inferensi
dan implikasi
Inferensi merupakan
sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak
tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk
sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan
pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar
(pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses
yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang
apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis
(pembicara).
Inferensi atau
kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia
tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh
pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan
jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan
salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi
lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau
pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan
yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut
untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi adalah
membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat
inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan
(eksplikatur).
a.Inferensi Langsung
Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
Contoh:
Bu, besok temanku berulang
tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi
belum ada”.
Maka inferensi dari
ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak
Budi setahun lalu hidup.
Dari premis tersebut
dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak
budi setahun yang lalu tidak mati.
b.Inferensi Tak
Langsung
Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu
gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya
agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang
menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa
ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke
dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat
tinggi.
Sebagai missing link
diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki
plafon
Pengertian implikasi
Implikasi dapat merujuk
kepada:
Dalam manajemen:
·
Implikasi prosedural meliputi tata cara
analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
·
implikasi kebijakan meliputi sifat
substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
Dalam logika:
·
Implikasi logis dalam logika matematika
·
Kondisional material dalam falsafah
logika
Jadi definis implikasi
dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat
Contoh : implikasi
manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan
kepentinganya.
Wujud
Evidensi
Evidensi
adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya
sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan
untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan
dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
di gunakan sebagai evidensi.
Cara
Menguji Data
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa
cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.(Observasi,Kesaksian,Autoritas)
Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah
data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian.
Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua
bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut
dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
Cara menguji fakta ada dua yaitu :
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara
Menguji Autoritas
Menghidari semua
desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut
pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan
awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus
diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip
sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise
pribadi di bidang lain.
4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah
apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah paragraf yang
dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa
yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa
khusus di atas. Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau
membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan
peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus
tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf
induktif.
Ciri-ciri Paragraf
Induktif
·
Terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
·
Menemukan kalimat utama, gagasan utama,
kalimat penjelas kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
·
Gagasan utama terdapat pada kalimat
utama
·
Kalimat penjelas terletak sebelum
kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
mendukung gagasa utama
CONTOH :
- Harimau berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan
- Ikan Paus berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan
Kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan.
Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Andika Pratama adalah
bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah
bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua
bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam
generalisasi :
1. Generalisasi
sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak
sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh
pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Hipotese
dan Teori
Hipotese (hypo“di
bawah“, tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan yang
diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu
dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta
lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang
secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
Contoh :
Tanzi & Davoodi (1998)
membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan
melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus) :
Hipotesis pertama:
tingginya tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik.
Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik.
Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik,
melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek
investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik,
korupsi akan menurunkan produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan
ini korupsi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis kedua:
tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal
ini terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak
yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak.
Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi
menjadi terhambat.
Hipotesis ketiga:
tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah
untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis
pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik
yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi
mendapat kesempatan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi) maka
proyek-proyek lama yang sudah berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya
pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis keempat:
tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih
seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat
politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu
digarisbawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas.
Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah
berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya.
Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya
telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi
persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan
produktivitas yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Analogi
Analogi dalam ilmu
bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana
dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi dilakukan
karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan
fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang
abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang
dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang
pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin
dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang
professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan
ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor
diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu
analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada
fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat
untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif
:
Tim Uber Indonesia
mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan
dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi
deklaratif :
deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
Hubungan
kausal
penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal
(kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala
kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar
dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara
kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat
kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
Induksi
Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah
satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis
dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya
penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi
dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi
ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun
eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka
karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan
kerangka menjadi karangan eksposisi.
DEDUKTIF
Deduktif adalah contoh suatu paragraf
yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu
ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih
spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya
berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar
menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya
belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya.
Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari
paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan
paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
Silogisme
Kategorial
Silogisme kategorial
adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis
Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme
Katagorik.
Apabila salah satu
premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
(mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu
premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis
bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut
tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya
bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis
bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan
tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan
dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut
tidak mempunyai kesimpulan
Apabila term penengah
dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh;
semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini
adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam
kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila
tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi
merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
Term penengah harus
bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah
bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
Januari adalah bulan.(minor)
∴
Januari bersinar dilangit?
Silogisme
hipotetis
Silogisme
Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial . Silogisme Hipotesis ini
dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah ,
saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis
minor )
Maka saya akan kerumah
kakek ( kesimpulan ).
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang
gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global
warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang
gundul ( kesimpulan ).
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya
tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah
telah di persiapkan
maka hasil akan
maksimal
Silogisme hipotesis
yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak
tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan
turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak
tidak turun.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
Dia menerima hadiah
pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan
sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme
Disjungtif
Silogisme
disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme
hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang
semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disyungtif
dalam arti sempit
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
Heri jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata Heri berbohong.(premis2)
∴
Ia tidak jujur (konklusi).
Silogisme disjungtif
dalam arti luas
Silogisme disyungtif
dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif. Contoh:
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
∴
Hasan di pasar (konklusi).
Hukum-hukum Silogisme
Disjungtif
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur
penyimpulannya valid.
Contoh:
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata Hasan berbaju putih.
∴
Hasan bukan tidak berbaju putih.
Silogisme disjungtif
dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
1. Bila premis minor
mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
Budi menjadi guru atau pelaut.
Budi adalah guru.
∴
Maka Budi bukan pelaut.
1. Bila premis minor
mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke
Yogyakarta.
Ternyata tidak lari ke Yogyakarta
∴
Dia lari ke Solo?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar